WahanaTravel.co | Tenun sekomandi, warisan leluhur masyarakat Kalumpang-Mamuju di Sulawesi Barat, dipercayai sebagai salah satu tenun tertua di dunia dengan rentang usia lebih dari 480 tahun.
Nama tenun ini terdiri dari dua kata yaitu "seko" yang artinya persaudaraan atau kekeluargaan, serta "mandi" yang artinya kuat atau erat.
Baca Juga:
Sulawesi Barat Siap Produksi dan Mensuplai Pangan Penduduk IKN
Secara garis besar, tenun sekomandi bermakna ikatan persaudaraan yang kuat. Setiap corak dan warna benang dari tenun sekomandi mengandung makna spiritual.
Terdapat beragam motif tenun sekomandi, salah satunya adalah motif Ulu Karua yang artinya delapan ketua adat atau delapan pemangku adat.
Konon, nama Ulu Karua bersumber sejak zaman dahulu ketika nenek moyang masyarakat Kalumpang-Mamuju pergi berburu dengan anjingnya, kemudian masuk ke dalam gua.
Baca Juga:
Pria yang Bunuh Ayah dan Ibu Kandungnya di Mamasa Ditembak Mati Polisi
Saat keluar dari gua, anjing tersebut menggigit daun bermotif.
Proses pembuatan tenun sekomandi juga cukup unik dan memakan waktu yang lama hingga berbulan-bulan.
Tenun ini terbuat dari kulit kayu yang ditumbuk, lalu diolah untuk dipintal. Bahan itu lalu ditambah pewarna alami, salah satunya cabai yang dicampur dengan pewarna lainnya.