WahanaTravel.co | Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), Indonesia segera mempelajari skema Vaccinated Travel Lanes (VTL) yang sudah lebih dulu diterapkan Thailand.
Skema tersebut memungkinkan wisman yang sudah divaksin, bebas dari karantina saat masuk ke Indonesia.
Baca Juga:
Indonesia Hadirkan Pengalaman Wisata tak Terlupakan di World Water Forum ke-10
Hal itu disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Tingkat Tinggi Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dan Indonesia-Malaysia-Thailand Triangle Growh (IMT-GT), Kamis (28/10/2021).
"Tadi disampaikan Perdana Menteri Thailand bahwa Thailand sudah membuat regulatory sandbox bahwa vaccinated traveler yang pergi ke Phuket itu tidak dikarantina, itu sudah sejak Juli," kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (29/10/2021).
"Tentu jadi pembelajaran buat Indoensia karena terlihat bahwa jumlah turis maupun devisa yang dihasilkan masyarakat di sekitar wilayah Thailand itu meningkat," lanjutnya.
Baca Juga:
Kunjungan Wisman Januari–Maret 2024: Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Dalam 2 acara tersebut, sektor pariwisata dan perdagangan menjadi salah satu topik pembahasan utama negara-negara anggota.
Lantaran, kedua sektor itu berkontribusi besar untuk perekonomian wilayah BIMP-EAGA. Yaitu mencapai 29,7 miliar dolar AS pada 2019 dari pariwisata, tetapi turun menjadi 6,2 miliar dolar AS pada 2020 karena Covid-19.
Sedangkan di IMT-GT, wisman yang datang bisa mencapai 40 juta orang sebelum pandemi Covid-19 dan turun menjadi hanya sekitar 8,2 juta saja pada 2019.
"Sehingga para pemimpin ASEAN di sub regional keduanya ini sepakat bahwa salah satu yang akan didorong adalah mengembalikan threshold koridor pariwisata," ujar Airlangga.
Selain mempelajari penerapan VTL, Indonesia juga akan meneruskan penerapan travel bubble.
"Jadi protokol mengenai travel bubble dan VTL. Dua hal ini menjadi hal yang dibahas di level ASEAN," ucap Airlangga.
Mengutip Forbes, Travel bubble adalah ketika 2 atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas dan menghindari kewajiban karantina mandiri. [As]