WahanaTravel.co | Akses menuju ke Titik Nol IKN Nusantara sebenarnya belum terlalu representatif.
Masih beralas tanah dengan deretan batu sebagai penguatnya. Namun, kondisi itu tak menyurutkan minat masyarakat untuk berduyun-duyun datang ke sana.
Baca Juga:
Rehabilitasi SDN 026 Penajam Kaltim Berbiaya Rp15,5 Miliar Rampung Akhir 2023
Selain untuk memenuhi rasa penasaran akan wajah ”calon” ibu kota baru negeri ini, mereka juga menikmati ragam pesona yang tersaji di sana. Baik alam maupun penataan yang sudah terlihat di sana.
Misalnya, penuturan Budi Susanto, warga Penajam Paser Utara, yang berkunjung bersama keluarganya. Dia sengaja datang ke Titik Nol IKN untuk berwisata. ”Ingin mengambil foto di sini,’’ ujarnya.
Wajar saja. Meski baru berstatus ”calon ibu kota” yang masih dalam tahap pembangunan, kawasan Titik Nol IKN sudah memenuhi ”spesifikasi” layaknya sebuah destinasi wisata.
Baca Juga:
Penuhi Kebutuhan Masyarakat Setempat, PUPR Renovasi Sekolah di Sekitar IKN Nusantara
Ada begitu banyak spot maupun bangunan yang mengandung ”magnet” untuk menarik wisatawan datang ke sana.
Di pintu masuk kawasan tersebut, pengunjung langsung disambut dengan monumen kecil berwarna kuning cerah. Monumen itu bergambar peta Indonesia.
Bangunan tersebut jadi favorit pengunjung untuk berfoto. Baik sendiri maupun bareng-bareng dengan keluarga ataupun kolega. Tak heran, antrean foto jadi pemandangan rutin di spot yang satu itu.
Di sudut lainnya, terdapat sebuah pendapa yang luas dengan ornamen bernuansa khas Kalimantan.
Di sana, para wisatawan bisa melepas lelah atau (lagi-lagi) berfoto ria. Sambil menikmati hawa sejuk di tengah perkebunan pohon pinus. Juga ada sejumlah objek lain.
Namun, dari semua objek maupun spot yang bisa dinikmati itu, Titik Nol Nusantara tetap menjadi objek paling diburu wisatawan.
Untuk sampai ke sana, pengunjung harus menuruni puluhan anak tangga yang membentuk setengah lingkaran.
Di ujung tangga itulah, pengunjung langsung ”disambut” sebuah bangunan berbentuk amfiteater mini dengan tempat duduk yang dibangun melingkar. Tepat di tengahnya terdapat tulisan Titik Nol Nusantara.
Di sampingnya terdapat papan petunjuk berisi aneka tulisan. Mulai dari Jakarta, Papua, Rote, hingga berbagai daerah lainnya.
Sungguh layak menjadi spot utama bagi pengunjung untuk mengabadikan momen kehadirannya di kawasan tersebut.
Fasilitas pendukungnya juga lumayan komplet. Mulai toilet umum hingga tempat untuk mengisi baterai handphone, semua sudah tersedia.
Karena itulah, tidak mengherankan jika pengunjung berbondong-bondong datang ke sana. Tidak hanya wisatawan lokal dari Kabupaten Penajam Paser Utara maupun daerah lain di Pulau Kalimantan, tetapi tak sedikit juga wisatawan antarpulau yang rela datang jauh-jauh untuk bisa menyaksikan Titik Nol IKN.
Kepala Adat Suku Balik Sibukdin mengaku bangga wilayahnya kini menjadi destinasi wisata baru. Sebab, hal itu membuat daerah tersebut semakin ramai.
”Sayangnya, terkadang pintu masuk ke Titik Nol Nusantara itu ditutup. Padahal, minat masyarakat tinggi,’’ paparnya.
Weekend, Wisatawan Jadi Prioritas
Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung dan berkemah di sana pada Maret lalu, kawasan IKN, termasuk Titik Nol Nusantara, kini makin sibuk.
Selain tahap pembangunan calon ibu kota baru yang berlangsung, geliat wisata di sana juga terasa.
Karena itu pula, pengelola kawasan tersebut membuat aturan khusus agar dua aktivitas itu tetap bisa bersanding. Geliat wisata tetap jalan, kegiatan pembangunan juga berjalan lancar.
Panit 6 Subbagrenmin Ditbinmas Polda Kaltim Ipda Zuhardi Edy Basir menuturkan, kegiatan wisata maupun pembangunan di Titik Nol IKN memang harus diatur.
”Disebabkan akses masuk ke Titik Nol IKN masih menggunakan jalan perusahaan,” katanya.
Dia menjelaskan, akses masuk menuju Titik Nol IKN masih memiliki banyak risiko. Salah satu penyebabnya adalah tingginya aktivitas lalu-lalang truk besar. Tentunya, kondisi itu tidak aman untuk wisatawan dadakan.
”Karena itu, ada skala prioritas untuk masuk ke Titik Nol Nusantara agar tidak terjadi hal yang membahayakan masyarakat,’’ tuturnya.
Untuk Senin hingga Jumat, akses masuk ke Titik Nol IKN diutamakan bagi truk/kendaraan operasional milik perusahaan.
Wisatawan diprioritaskan bisa masuk saat weekend. ’’Karena pengunjung cukup banyak, akses diutamakan untuk mereka (wisatawan, Red),’’ jelasnya.
Seiring makin ramainya tingkat kunjung ke Titik Nol IKN, Zuhardi juga mengajak masyarakat yang berwisata agar ikut menjaga kebersihan.
Sebab, sejak menjadi objek wisata, sering kali ditemukan sampah berserakan. ”Mari jaga bersama,’’ ujarnya. [jat]