WahanaTravel.co | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya secara optimal mendorong pengembangan desa wisata yang ada di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, sehingga desa wisata menjadi lokomotif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Terlebih penyelenggaraan event sport bertaraf internasional yakni World Superbike dan MotoGP telah menjadi magnet terbesar di kawasan Mandalika.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Selain itu, Mandalika ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dalam Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2014.
Karenanya, pengembangan desa wisata perlu digarap dengan maksimal, baik dari segi amenitas, atraksi, hingga aksesibilitas.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, dalam acara “Focus Group Discussion Pemetaan Desa Wisata Penyangga di DPSP Mandalika”, di Hotel Aston Inn, Mataram, NTB, Rabu (20/4/2022), menjelaskan desa wisata menjadi fokus pengembangan destinasi wisata di era pandemi Covid-19. Sehingga ke depannya setelah pandemi, desa wisata diharapkan dapat menjadi tonggak perekonomian nasional.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
“Secara fisik pengembangan desa wisata tentunya harus berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain. Kemudian dengan pengembangan produk wisata non-fisik seperti budaya dan kearifan lokal masyarakatnya, kita akan terus dampingi. Desa Wisata akan memperkuat nilai tambah ekonomi di masyarakat desa,” kata Vinsensius, seperti dilansir laman kemenparekraf.go.id.
Desa wisata menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat. Tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, desa wisata juga memiliki keunikan dari unsur ekonomi kreatifnya, seperti karya tenun, seni tari, seni musik, seni ketangkasan dan bela diri, kuliner, hingga rumah-rumah dengan gaya arsitektur tradisional.
Pada pelaksanaan MotoGP bulan Maret 2022, sejumlah desa wisata seperti Desa Bilebante dan Desa Sade menjadi salah satu desa yang terdampak positif dari adanya kegiatan internasional tersebut.
Selain itu, kegiatan internasional ini juga turut menambah citra baru pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia khususnya Mandalika di mata dunia. Kepercayaan wisatawan terhadap atraksi wisata di Mandalika pun meningkat, hal ini juga menjadi sinyal positif bagi potensi wisata lainnya yang ada di kawasan hinterland (pedalaman) Mandalika untuk dapat merasakan manfaatnya.
Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan bersama dengan para stakeholders daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terlibat dalam pengembangan desa wisata sepakat untuk melakukan program SINAKODA. Yaitu (sinergitas berbasis inovasi, adaptasi dan kolaborasi antara pusat dan daerah) agar dapat mencapai target sebagai desa wisata yang mandiri dan berkualitas.
"Kemenparekraf, Pemprov NTB, Pemkab Lombok Tengah dan Kabupaten lainnya siap mendukung dan mendampingi desa wisata di NTB. Dengan program SINAKODA, target desa wisata di NTB yang maju dan mandiri, serta desa wisata menjadi destinasi yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan akan terwujud," kata Wawan. [JP]