Sementara jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan adalah Urea dan NPK. Yang ditujukan bagi petani padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
Untuk tahun 2023 ini, rencana produksi Pupuk Indonesia pada tahun 2023 adalah 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Sementara, stok Pupuk Indonesia per 11 April 2023 adalah 663.034 ton ton. Jumlah stok ini tersedia di Gudang Lini III atau tingkat kabupaten.
Jika dibandingkan dengan stok ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah, maka jumlah yang tersedia mencapai 264% atau tiga kali lipat dari ketentuan.
"Jumlah stok pupuk bersubsidi yang tersedia di Gudang Lini III ini terdiri dari Urea sebesar 381.488 ton dan NPK sebesar 281.546 ton. Angka stok ini masing-masing setara 255% dan 277% dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah," kata Wijaya.
Baca Juga:
Pupuk Indonesia Grup Salurkan 329 Hewan Kurban Kepada 275 Ribu Masyarakat
Para KPL resmi diwajibkan untuk menjual pupuk bersubsidi sesuai ketentuan ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 4/2023 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian, yaitu:
- pengecer atau kios pupuk bersubsidi melaksanakan sendiri kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi hanya kepada petani dan/atau kelompok tani di wilayah tanggung jawabnya
- menjual pupuk bersubsidi kepada petani dan/atau kelompok tani berdasarkan alokasi pupuk bersubsidi dan tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET)