Wahanatani.com |Gabungan kelompok tani, kepala dan aparat desa, PPL Muaratais II, BPP Holbung, POPT-PHP, KTNA dan masyarakat gropyokan berburu hama tikus di areal persawahan di Muaratais II, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Selasa (28/12).
Demikian Petugas POPT-PHP Batang Angkola - Muaratais, Dinas Ketapang dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Ali Husni kepada ANTARA.
Baca Juga:
Wali Kota New York Cari Pemburu Tikus, Honornya Rp 2,6 Milliar
Sedikitnya 70 orang terlibat dalam kegiatan geropyokan, atau perburuan hama tikus melibatkan kelompok tani, kepala dan aparat desa, PPL, KTNA Muaratais dua, Koordinator BPP Holbung, dan POPT-PHP.
Menurut Husni, gropyokan hama tikus itu dilakukan minimal empat kali. Baru dilakukan pengumpanan (pakai racun) agar pembasmian hama tikus lebih efektif.
"Sebelum musim tanam Januari 2022, kiranya seluruh kelompok tani wilayah Batang Angkola dan Angkola Muaratais merata mengadakan geropyokan, upaya menekan kerusakan padi sawah petani dari serangan hama tikus," ujarnya.
Baca Juga:
Gagal Panen, Kementerian Pertanian Ajak Petani Tabanan Ikut AUTP
Mengingat populasi perkembangbiakan sepasang tikus dalam satu tahun bisa mencapai 1.250 ekor. Apalagi, Batang Angkola dan Angkola Muaratais memiliki luas baku sawah sekitar 2.689 hektare.
"Oleh sebab itu, sebelum musim tanam tiba secara rutin kita mengajak masyarakat petani dan pemangku kepentingan lainnya melakukan perburuan hama tikus di wilayah itu," jelasnya.
Sebelumnya, serangan hama tikus di wilayah Batang Angkola - Muaratais sudah berlangsung sejak Juli 2021 lalu, dan telah merusak sejumlah hektare tanaman padi sawah petani, bahkan hingga ada sejumlah gagal panen. [tum]Wahanatani.com |Gabungan kelompok tani, kepala dan aparat desa, PPL Muaratais II, BPP Holbung, POPT-PHP, KTNA dan masyarakat gropyokan berburu hama tikus di areal persawahan di Muaratais II, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Selasa (28/12).
Demikian Petugas POPT-PHP Batang Angkola - Muaratais, Dinas Ketapang dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Ali Husni kepada ANTARA.
Sedikitnya 70 orang terlibat dalam kegiatan geropyokan, atau perburuan hama tikus melibatkan kelompok tani, kepala dan aparat desa, PPL, KTNA Muaratais dua, Koordinator BPP Holbung, dan POPT-PHP.
Menurut Husni, gropyokan hama tikus itu dilakukan minimal empat kali. Baru dilakukan pengumpanan (pakai racun) agar pembasmian hama tikus lebih efektif.
"Sebelum musim tanam Januari 2022, kiranya seluruh kelompok tani wilayah Batang Angkola dan Angkola Muaratais merata mengadakan geropyokan, upaya menekan kerusakan padi sawah petani dari serangan hama tikus," ujarnya.
Mengingat populasi perkembangbiakan sepasang tikus dalam satu tahun bisa mencapai 1.250 ekor. Apalagi, Batang Angkola dan Angkola Muaratais memiliki luas baku sawah sekitar 2.689 hektare.
"Oleh sebab itu, sebelum musim tanam tiba secara rutin kita mengajak masyarakat petani dan pemangku kepentingan lainnya melakukan perburuan hama tikus di wilayah itu," jelasnya.
Sebelumnya, serangan hama tikus di wilayah Batang Angkola - Muaratais sudah berlangsung sejak Juli 2021 lalu, dan telah merusak sejumlah hektare tanaman padi sawah petani, bahkan hingga ada sejumlah gagal panen. [tum]