Wahanatani.com I Saat ini konstruksi Bendungan Cipanas telah mencapai 70,06 persen dan ditargetkan sesuai kontrak akan rampung tahun 2023.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Baca Juga:
Tingkatkan Tampungan Air di NTT, Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan Bendungan Temef
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani," kata Basuki dalam keterangannya, Jumat (26/11/2021).
Bendungan Cipanas dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk- Cisanggarung merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2017.
Baca Juga:
Kebanggaan Terbaru Era Jokowi: Bendungan Leuwikeris Senilai Rp 3,5 T Siap Beroperasi
Bendungan yang memiliki daya tampung 250,81 juta meter kubik ini mampu mengairi jaringan irigasi seluas 9.273 hektar untuk lahan pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu.
Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter.
Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.730 hektar.
Bendungan ini juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 megawatt. Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 meter kubik per detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Biaya pembangunan bendungan sebesar Rp 1,92 triliun bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan dengan dua paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk- PT Jaya Konstruksi Tbk KSO.
Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero). Sedangkan pelaksana supervisi PT Rayakonsult-PT Vitraha Consindotama-PT Mettana-PT Wiratman-PT Mitratama Asia Pasific KSO. (tum)