Dia berharap melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) yang telah dilaunching Kementan, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.
"Genta Organik menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal," terangnya.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Anggaran Pupuk Subsidi
Harapan kedua, penyediaan pupuk subsidi oleh pemerintah tidak menghitung tahun anggaran karena antara tahun anggaran dengan waktu pemupukan tidak akan sejalan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran pupuk subsidi tahun 2023 mencapai Rp 26 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari subsidi pupuk tahun lalu mencapai Rp 24 triliun.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
"Kalau pun alokasi anggaran subsidi pupuk naik, tapi harga pupuknya juga naik berarti ketersediaan pupuk tidak akan bertambah," kata dia.
Karenanya, solusinya adalah melalui Genta Organik organik dan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida alami. Ini guna tidak sepenuhnya bergantung pada pupuk kimia.
"Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya," tutur dia.