Wahanatani.com | Pembiayaan ultra mikro (UMi) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menjadi titik terang bagi Leni Marlia (32) untuk melanjutkan hidup yang lebih baik.
Pasalnya, dari sanalah dia bisa keluar dari jeratan rentenir.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Menyadur dari CNBC Indonesia, dia mengatakan 2020-2021 menjadi masa tersulit yang dihadapinya sebagai seorang pedagang sekaligus petani asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat tersebut. Pada saat itu, Leni mendapat cobaan suaminya meninggal dunia. Usahanya berjualan pakaian pun dan panennya juga meredup di tengah kondisi pandemi.
Selama ini, untuk modal berjualan pakaian dan bertani sering kali memanfaatkan kredit dari rentenir. Maka, ketika ekonominya jatuh, pelunasan utang Leni kepada rentenir tersendat. Leni yang tinggal di Kampung Bayur, Desa Lemahduhur, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, itu pun merasa tercekik dengan bunga pinjaman yang semakin membengkak.
"Sudah bertahun-tahun kalau pinjam uang buat modal usaha tani, saya pinjam ke rentenir. Jumlahnya Rp 1 juta menjadi Rp 1,3 juta. Ketika lagi sulit bunganya membengkak," ungkap Leni, Minggu (8/5/2022).
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Namun, secercah harapan datang setelah ia bercerita kepada salah satu sahabatnya. Ia mendapat saran untuk mengajukan kredit permodalan ke BRI.
Akses permodalan didapatkannya melalui kredit UMi dari BRI melalui AgenBRILink Pak Acim. Ternyata, kata Leni, prosesnya mudah dengan bunga pinjaman yang jauh lebih murah. Leni juga mengaku senang karena pelayanan BRI selalu ramah.
"Setiap ada masalah ketika cerita ke BRI selalu ada solusinya. Pengajuan juga hanya beberapa menit, mudah sekali. BRI orangnya ramah-ramah," ujarnya.