Kementerian Pertanian melakukan strategi pendekatan lima Cara Bertindak (CB) dalam menjalankan program pembangunan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Mulai dari CB1 Peningkatan Kapasitas Produksi, CB2 Diversifikasi Pangan Lokal, CB3 Penguatan Cadangan dan Sistem Logistik Pangan, CB4 Pengembangan Pertanian Modern dan CB5 Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Baca Juga:
Mentan Harapkan Wanita Tani Indonesia HKTI Jadi Pioner Bangun Pertanian
Selain itu, ia membeberkan sejumlah strategi baru dalam menghadapi krisis pangan dunia. Pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah; serta untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi. Kedua, pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum; domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi. Ketiga, peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.
Adapun terkait dengan digitalisasi pertanian saat ini didukung oleh kemajuan teknologi informasi berbasis internet, penerapan IoT, Robot Construction, Artificial Intelligence untuk pengembangan AWR dan otomatisasi mekanisasi pertanian.
Kemudian, sambung Mentan SYL, pihaknya telah melakukan eskalasi pengembangan bisnis pertanian dengan pendekatan Downsizing & Flat Organizing. Pertama, dilakukan dengan mendorong terbuka dan terciptanya bisnis pertanian.
Baca Juga:
Dugaan Korupsi Dana KUR, 400 Petani NTB Diperiksa Kejati
"Kedua, mendukung wiraswasta muda di bidang pertanian," tambah dia.
Ketiga adalah melakukan pendampingan bagi usaha-usaha pertanian untuk ekspor dan usaha menengah dan besar. Keempat, melakukan pelatihan dan bantuan untuk pengembangan usaha pertanian digital serta melindungi produk dan usaha pertanian nasional dan membentuk Badan Usaha Pertanian Daerah (BUPD) dan Badan Usaha Pertanian Kampus (BUPK).
Saat ini, Kementan sedang melakukan beberapa program terobosan yang dilakukan secara "extraordinary" seperti program pertanian presisi, program pertanian eksponensial, serta program-program lompatan lainnya untuk mendukung peningkatan produksi dan kesejahteraan para petani.