WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para Pengurus DPP Wanita Tani Indonesia HKTI Periode 2022-2027 yang sudah dilantik untuk mendukung program-program pembangunan pertanian di masa depan.
"Saya mengucapkan selamat kepada para Pengurus DPP Wanita Tani Indonesia HKTI Periode 2022-2027 yang sudah dilantik. Selamat bekerja mendukung program-program pembangunan pertanian di masa depan," ujar SYL dalam Pelantikan Wanita Tani Indonesia HKTI Periode 2022-2027 di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (17/5/2023) melansir Antara.
Baca Juga:
Mentan Ajak Pengurus DPP Wanita Tani untuk Dukung Program Pembangunan Pertanian
Menurut dia, selama pandemi COVID-19, sektor pertanian menjadi bantalan perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari PDB kuartal II-2020 tumbuh 16,24 persen bahkan sejak tahun 2010 sektor pertanian konsisten menjadi kontributor utama kedua PDB nasional.
Kemudian, nilai ekspor 2021 mencapai Rp616,35 triliun atau meningkat 36,43 persen dibandingkan tahun 2020. Nilai ekspor tahun 2022 Rp658,18 triliun atau meningkat 6,79 persen dibanding tahun 2021. "Daya beli petani juga membaik. Nilai Tukar Petani (NTP) terus meningkat dan pada bulan Maret 2023 mencapai 110,85 tertinggi dalam sejarah," katanya.
Untuk pembiayaan pertanian, maka KUR dimanfaatkan dalam mengatasi anggaran APBN yang terbatas. Selama tahun 2020-2022 kinerja KUR sektor pertanian memperlihatkan hasil menggembirakan.
Baca Juga:
Dr. Ade Gunawan, M.Si Lantik Pengurus Baru DPC-HKTI Humbahas
Realisasi KUR tahun 2020 mencapai Rp55,30 Triliun atau 110,62 persen dari target Rp50 Triliun, tahun 2021 mencapai Rp85,62 Triliun atau 122,31 persen di atas target sebesar Rp70 Triliun dan per 31 Desember 2022 realisasi KUR mencapai Rp113,43 Triliun atau 126,04 persen dari target Rp90 Triliun.
Ia mengatakan luas ​panen padi tahun 2021 sebesar 10,41 juta hektar menjadi 10,45 juta hektar pada 2022 atau mengalami kenaikan 0,39 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara produksi beras 2021 sebesar 31,36 juta ton menjadi 31,54 juta ton atau naik 0,59 persen pada 2022.
Menurut SYL, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dalam 3 tahun terakhir Indonesia tidak impor beras. Hal ini mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) terhadap ketangguhan sistem pangan dan pertanian dan pencapaian swasembada beras selama 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi padi.