Wahanatani.com | Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah sedang menyiapkan skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan anggran sebesar Rp 85 triliun. Bahkan di tahun depan, rencananya KUR bakal ditambah menjadi 100 triliun.
Penambahan itu mempertimbangkan kredit macet KUR yang relatif rendah atau hanya 0,6 persen. Kondisi tersebut, menurut Syahrul, menunjukkan petani telah hebat mengelola dana kredit.
Baca Juga:
Cegah Inflasi dan Jaga Daya Beli, Pemerintah Gulirkan Bantuan Beras untuk 18,2 Juta Penerima
"Makanya ke depan, kita mau tambah jadi 100 triliun," ucapnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Ia mengatakan KUR penting apalagi pertanian merupakan sektor utama. Sektor pertanian, kata dia, perlu tetap berlangsung karena bukan hanya mengangkut soal makanan, tetapi juga kesehatan dan lapangan kerja.
Pertanian itu, tuturnya, menghidupi industri dan memutar ekonomi.
Baca Juga:
Mentan Amran Sebut Peran Polri Penting dalam Mengawal Serapan Gabah dan Swasembada Pangan
"Pertanian itu harus lebih maju dan lebih memandirikan dirinya dan bangsanya. Artinya apa, pertanian itu harus ada yang menanamnya, ada yang mengolahnya dan ada yang memasarkanya," kata dia.
Adapun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bercerita Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berencana menyerap seluruh hasil panen petani melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Musababnya, Presiden Jokowi ingin para petani tidak dibebani soal harga atau penjualan. Artinya, pemerintah melalui BUMN akan membeli seluruh hasil produksi petani, kemudian menjualnya kepada konsumen.