Dedi mengemukakan tiga strategi untuk menghadapi tantangan tersebut. Yang pertama mengendalikan inflasi terutama pada komoditas pertanian. Kendalikan produksi, olahan dan distribusinya.
Yang kedua melakukan substitusi pangan impor ke pangan lokal mengingat harga pangan impor semakin tinggi. Dan yang ketiga adalah dengan menggenjot ekspor.
Baca Juga:
Kementan Paparkan Tata Cara Pendaftaran dan Kriteria Jadi Anggota Brigade Swasembada Pangan
“Tentunya ada amunisi yang perlu dipegang yaitu implemantasikan smart farming dan manfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)”, katanya.
Sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, P4S diharapkan menjadi pembaharu perdesaan dalam upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming dan penumbuhkembangan petani millenial.
"P4S harus menjadi pelopor dan agen. P4S menjadi andalan, harapan dan masa depan pembangunan pertanian kita. Untuk itu P4S juga diharapkan dapat berfungsi sebagai klinik agribisnis (KIA) bagi petani/pelaku usaha di sekitarnya dalam mendukung Program TANI AKUR yang memberikan referensi dan pendampingan dalam akses KUR," katanya. [jat]