EM4 juga diterapkan pada peternakan ayam, bebek, babi, sapi dan kambing, untuk mengurangi bau/ polusi yang dihasilkan oleh kotoran ternak, sekaligus juga untuk mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik. EM4 juga diterapkan pada perikanan/tambak udang, ikan, serta untuk pemeliharaan ikan hias.
Dalam bidang pengolahan limbah EM4 diterapkan untuk mengolah limbah organik menjadi pupuk organik, mengolah limbah organik kota, hotel dan restoran, serta limbah organik rumah tangga.
Baca Juga:
Gerakkan Tani Pro Organik: Meningkatkan Hasil Panen dan Mengurangi Ketergantungan Petani di Kalbar
Menurut dia, penggunaan EM4 yang sangat luas dan mudah diterapkan, sangat mendukung pemasaran EM4 di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, kesehatan manusia, tanaman dan hewan juga sangat mendukung penerapan EM4 di Indonesia.
Kecepatan dan pertukaran informasi penggunaan, manfaat dan hasil penelitian EM4 dan pertanian organik melalui internet juga sangat mendukung pengembangan EM4 di Indonesia.
Saat ini EM4 menjadi terdepan (pemimpin) pasar produk pupuk organik cair di Indonesia, menjadi pelopor teknologi pertanian organik.
Baca Juga:
Petani di Bojonegoro Mulai Beralih Pupuk Organik
"Peluang pasar EM4 di Indonesia masih terbuka lebar, mengingat potensi pengembangan pertanian yang sangat besar untuk meningkatkan produksi produk pertanian, peternakan dan perikanan, serta menjaga kualitas tanah, air dan udara dengan Teknologi EM," kata Pak Oles.
Ia menambahkan, pengembangan pertanian organik, khususnya pada produk makanan, kesehatan, lingkungan dan pariwisata masih sangat terbuka luas. Pertanian organik dan Teknologi EM merupakan dua sisi yang saling melengkapi.
Hal ini karena Teknologi EM mendukung keberhasilan pertanian organik, dengan menyuburkan tanah secara organik, mencegah berkembangnya hama penyakit tanaman dan hewan, serta membersihkan lingkungan pertanian.