Mereka umumnya merupakan karyawan instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan swasta menjelang purna tugas untuk mendalami pertanian organik dan teknologi EM dengan harapan dapat menerapkannya setelah mereka menjalani masa pensiun.
Selain itu juga tercatat sekitar 10.000 orang mengadakan studi banding ke IPSA Bali untuk mengenal teknologi EM dan tanaman langka berkhasiat obat yang berhasil dikoleksi Pak Oles. Selanjutnya Yayasan IPSA berganti nama menjadi Yayasan Gede Ngurah Wididana karena alasan perizinan sejak tahun 2022.
Baca Juga:
Gerakkan Tani Pro Organik: Meningkatkan Hasil Panen dan Mengurangi Ketergantungan Petani di Kalbar
Dukung pertanian organik
PT Songgolangit Persada secara tekun mengembangkan dan memasarkan produk EM4 ke seluruh Indonesia dengan tiga varian produk EM4, yaitu untuk pertanian, peternakan dan perikanan.
Hal ini juga berkat perjalanan panjang EM4 di Indonesia sejak tahun 1990 (32 tahun), dengan tetap konsisten pada pengembangan produk pertanian organik, yang dimotori oleh PT Songgolangit Persada sejak 1993 (29 tahun).
Baca Juga:
Petani di Bojonegoro Mulai Beralih Pupuk Organik
Banyak pengalaman dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, produksi dan pemasaran yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia PT Songgolangit Persada, sebagai modal utama untuk menjalankan bisnis EM4 di Indonesia.
"Bantuan penelitian dan pengembangan Teknologi EM dari EMRO (Effective Microorganisms Research Organization), Jepang sangat mendukung perkembangan penerapan EM4 di Indonesia," ujarnya menambahkan.
Penerapan EM4 di bidang perkebunan dilakukan pada perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh. EM4 diterapkan dalam bidang pertanian tanaman pangan (padi dan palawija), hortikultura (buah, bunga dan sayur), serta pada pertanian perkotaan (urban farming), dan pertamanan (taman kota, hotel dan villa).