Walau demikian, tak mudah untuk mengubah perilaku masyarakat dalam konsumsi pangan serta menyadarkan masyarakat mengenai konsumsi pangan yang beragam.
Karenanya, sosialisasi terkait diversifikasi pangan perlu dilakukan secara masif. Terlebih, jagung memiliki potensi besar untuk menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Baca Juga:
Rencana Pengembangan Jagung Pipil: Bantuan Kementan RI untuk Pemkab Pidie
Membangun pengairan dan menghasilkan produk unggulan Adapun salah satu desa penghasil jagung adalah Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani jagung. Meski begitu, petani jagung di Desa Pucangrejo memiliki sejumlah tantangan dalam pengolahan lahan untuk ditanami tanaman pertanian, khususnya jagung.
Salah satu tantangannya adalah lahan tidak dapat diolah secara optimal. Pasalnya, lahan seluas 90 ha di desa tersebut sulit mendapatkan akses air untuk pengairan tanaman pertanian yang dibudidayakan oleh petani.
Baca Juga:
Pemkab Gorontalo: Penyaluran Bantuan Benih Jagung Dilakukan Secara Bertahap
Untuk mengatasinya, pihak Desa Pucangrejo pun membangun saluran pengairan agar lahan pertanian setempat memiliki pengairan yang stabil. Sayangnya, pembangunan tersebut terhambat karena dana pembangunan saluran pengairan digunakan untuk kegiatan sosial warga desa yang terdampak pandemi Covid-19.
Menjawab kebutuhan tersebut, Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir untuk mendukung pembangunan saluran pengairan pada lahan pertanian jagung di Desa Pucangrejo yang selama ini tidak dapat teraliri air. Dalam upaya meningkatkan produksi tanam jagung dan angkutan hasil panen, BRI juga menyalurkan bantuan cultivator dan 2 unit alat transportasi roda tiga kepada kelompok petani jagung.
Untuk diketahui, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pemberdayaan BRI yang berfokus pada penguatan kelompok tani binaannya. Pemberdayaan tersebut diberikan sesuai kebutuhan kelompok tani, mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian, pengetahuan, hingga meningkatkan kecakapan kelompok tani dalam memanfaatkan media digital atau literasi digital sebagai upaya meluaskan jaringan pemasaran hasil pertaniannya.