Wahanatani.com I Akibat kelangkaan kontainer yang berimbas pada pasokan barang, Korea Selatan meminta Indonesia mengirimkan bahan kimia urea untuk kebutuhan industri.
Hanya saja yang menjadi masalah saat ini banyak petani yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk urea baik subsidi dan non subsidi. Seperti yang dijelaskan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Tebu Republik Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun yang sering menggunakan pupuk jenis Za, Urea, Ponskha.
Baca Juga:
Distan Mukomuko Pastikan Stok Pupuk Subsidi Aman untuk Musim Tanam
"Harga pupuk subsidi tetap, tapi petani tebu sulit mendapatkan karena tidak ada kuota. Maka supaya tanaman tetap berkembang, kita menggunakan pupuk non subsidi. Ini pun tidak mudah diperoleh, kalau ada harganya tiga kali lipat harga pupuk subsidi," katanya, sepeti lansir dari CNBC Indonesia, Rabu (24/11/2021).
Begitu juga dari sektor kelapa sawit, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono, mengatakan harga pupuk juga melonjak tajam sehingga mengganggu produksi tahun depan.
"Kita ada masalah pada pengadaan pupuk, harganya luar biasa naik hampir 100%, ini mungkin mengganggu pemupukan ditingkat petani," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono, dalam konferensi pers, Rabu (17/11/2021).
Baca Juga:
Bupati Koltim: Pendistribusian Pupuk Subsidi Harus Tepat Sasaran untuk Petani
Saat ini Kementerian Pertanian menyediakan alokasi pupuk subsidi mencapai 9 juta ton. Sementara data kebutuhan pupuk di Indonesia bisa mencapai 23 juta juta ton per tahun. Artinya penerima pupuk subsidi memang terbatas dan tidak semua bisa terpenuhi.
"Kalau dilihat dari pengajuan daerah total kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 23 juta ton per tahun. Tentu tidak mungkin bisa dipenuhi dengan anggaran terbatas," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy, dalam keterangan.
Untuk diketahui rencana ekspor Urea ke Korea Selatan terlontar dari Menteri BUMN Erick Thohir, dalam webinar dalam webinar Potret Masa Depan Industri Logistik Indonesia di Era Disrupsi, Selasa (23/11/2021).