Marvel mencoba lebih humanis dalam fase ini. Bukan lagi hanya sekedar narasi egosentris akan siapa yang menang dan siapa yang punya senjata paling hebat seperti pada Infinity Saga, tetapi bagaimana mengajak penonton menyelami sisi manusiawi dari para superhero baru Marvel.
Meski begitu Marvel tak melupakan bagaimana mereka memuaskan para penggemarnya yang loyal. Hal itu terlihat dari dua setengah jam Spider-Man No Way Home berjalan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Selain itu, film ini seolah sekaligus sebagai sebuah jawaban bahwa perbedaan rumah produksi dan pemegang lisensi sebuah karakter tidaklah menjadi soal untuk berkolaborasi dan memuaskan penggemar karakter itu.
Kini semua bergantung pada Marvel dan Sony Pictures. Apakah mereka akan merelakan apresiasi luar biasa dari para penggemar akan No Way Home dengan memilih ego masing-masing, atau mulai bekerja sama dengan baik untuk memuaskan penggemar. Toh pada akhirnya, penggemar senang, cuan pun datang kan?
Pada akhirnya, Spider-Man No Way Home sejatinya bukan hanya menjadi penutup yang manis dari trilogi Peter Parker versi Tom Holland, tetapi standar baru dari kisah semesta Spider-Man di masa depan. [non]