WahanaNews.Persona | Atas keresahan warga Desa Wadas dengan keberadaan sejumlah aparat polisi bersenjata lengkap, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mencoba untuk memberikan klarifikasinya.
Ganjar mengklaim, kehadiran aparat bersenjata lengkap di Desa Wadas untuk pengukuran lahan yang dibebaskan dalam pembangunan proyek Bendungan Bener.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Akan tetapi, Ganjar pun meminta maaf kepada masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo terkait segala tindakan yang dilakukan aparat kepolisian di wilayah tersebut pada Selasa (8/2).
"Pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan khususnya masyarakat di Wadas. Karena kemarin ungkin ada yang merasa tidak nyaman, saya minta maaf," kata Ganjar dalam konferensi pers yang digelar kemarin.
Ganjar mengatakan bahwa pemerintah menghargai sikap masyarakat setempat yang menolak pembangunan Bendungan tersebut tak tak menjual lahannya kepada pemerintah.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Namun demikian, ia membantah jika ada isu yang mengatakan bahwa pemerintah menyerobot tanah warga Wadas untuk melakukan pembangunan. Menurutnya, pengukuran tanah hanya dilakukan terhadap milik warga yang setuju menjual.
"Masyarakat yang setuju ini juga meminta agar tanahnya segera diukur. Itu sebenarnya yang terjadi. Jadi pengukuran kemarin untuk warga yang sudah sepakat," ucap Ganjar.
"Untuk yang belum (setuju), kami tidak akan melakukan pengukuran dan kami menghormati sikap mereka yang masih menolak," tambah dia.