"Dengan adanya Literasi digital masyarakat akan paham-paham dengan narasi radikalisme, dan mendapatkan data-data serta informasi yang benar diruang digital, masyarakat bisa terliterasi dengan baik nasionalisme, paham ideologi Pancasila, dan meningkatkan ekonomi UMKM dan informasi yang benar agar masyarakat tidak tertipu", tutup Sturman.
Sementara itu, DR. Edison cholia, Kepala pusat kajian Pancasila Politeknik negeri Media kreatif yang menjadi pembicara, menyampaikan Radikalisme adalah suatu paham dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaruan tatanan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Penyebab munculnya radikalisme adalah keyakinan, tindakan, dan politik.
Baca Juga:
DPR : Keterbukaan Informasi Mudahkan Masyarakat Melapor Secara Digital
"Tantangan saat ini adalah kemajuan dari digital di mana kemajuan dari digital mempunyai dampak atau aspek negatif seperti ancaman paham radikal. Ruang digital bisa memberikan ruang siapa pun bersuara, siapa pun bisa mengkritik, siapa pun bisa menyalahkan, siapa pun bisa menghujat. Di mana ancaman paham radikal adalah intoleran fanatik atau merasa benar sendiri", Ujar Cholil.
Cholil menambahkan untuk menangkal itu semua yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah adanya ancaman radikalisme di digital adalah Masyarakat khususnya generasi muda untuk mampu berpikir kritis terhadap semua konten yang ada, lalu yang kedua meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat memanfaatkan kebebasan berinformasi secara baik, yang ketiga masyarakat diharapkan memanfaatkan ruang digital yang mempunyai dampak pada meningkatnya kesejahteraan sosial dan ekonomi.[afs]