Angka proyeksi tersebut cenderung konservatif dan belum mencapai angka level pre-pandemi. Pebe menilai, masih adanya tantangan dari kenaikan suku bunga, mengingat 70 persen penjualan otomotif nasional menggunakan kredit.
"Namun demikian, kami tetap tetap optimistis industri otomotif akan cenderung stabil di tahun depan salah satunya didorong oleh inovasi produk termasuk EV," kata Pebe.
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
Selain itu, Pebe melihat pemerintah semakin agresif untuk mendorong masyarakat menggunakan EV, melalui beberapa peraturan dan subsidi yang diberikan, termasuk INPRES 7/2022 untuk mengimplementasikan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas pemerintah, subsidi biaya konversi motor listrik, keringanan pajak untuk kendaraan listrik, serta rencana subsidi pembelian kendaraan motor listrik sebesar Rp 6,5 juta per unit.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY untuk kedua emiten di dalam universe SSI, yaitu DRMA dengan target harga Rp 830 dan ASII dengan target harga Rp 7.500 seiring dengan kinerja positif industri otomotif dan beberapa strategi yang akan diimplementasikan oleh kedua emiten.
DRMA berencana akan mengoperasikan pabrik kendaraan roda empat baru di tahun depan dan akan masuk ke industri EV melalui lokalisasi komponen EV dan charging station. Sementara ASII juga akan merilis beberapa model EV di beberapa tahun ke depan dan juga akan melakukan lokalisasi produk hybrid.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
"Namun, perlu diperhatikan, pertumbuhan kinerja ASII ke depan mungkin akan dibebankan oleh penurunan harga batu bara yang melemahkan segmen HEMCE (UNTR) dan nilai investasi di GOTO," kata Pebe.[mga]