WahanaNews-Otomotif | Mobil listrik yang lebih mengandalkan perangkat lunak ketimbang mobil bahan bakar sangat berpotensi dibajak.
Hacker Bjorka sedang banyak dibicarakan orang lantaran sudah berkali-kali membocorkan data negara dan menjualnya di internet.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Peretasan berbahaya seperti ini bukan cuma terjadi di situs-situs tetapi juga dapat dialami mobil listrik.
Sudah ada berbagai contoh demonstrasi hacker sukses mengambil alih mobil listrik, potensi berbahaya semakin menjadi-jadi jika penyusupan terjadi saat sedang berkendara.
Misalnya seperti dilaporkan Fortune pada Mei lalu, seorang hacker mampu meretas Tesla Model 3 sampai membuka kunci pintu, menyalakannya kemudian melarikan diri.
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Pembajakan ini dilakukan dengan cara mengalihkan komunikasi mobil dengan kunci remote atau ponsel pemilik. Hacker bisa menipu sistem sampai berpikir pemiliknya sedang berada dekat mobil.
Sultan Qasim Khan, konsultan keamanan NCC Group di Inggris menjelaskan peretasan seperti ini tidak spesifik cuma bisa dilakukan di mobil Tesla. Kata dia penyusupan dilakukan melalui sistem keyless entry yang mengandalkan protokol Blutooth Low Energy (BLE).
Selain via Bluetooth, Tech Times menjelaskan ada dua celah umum yang mampu hacker untuk menyusup ke mobil listrik, yaitu sesuatu yang disebut kerentanan Log4j dan kredensial hardoced.