Menurut Eko, kondisi saat ini sudah sebaiknya menjadi momentum bagi pemerintah untuk beralih ke pemanfaatan energi terbarukan. Dia berujar, jika konsumsi minyak didominasi oleh kendaraan, pemerintah semestinya telah menguatkan infrastruktur kendaraan ramah lingkungan.
"Pengurangannya harus dikurangi karena subsidinya tidak tepat," kata Eko kepada merdeka.com.
Baca Juga:
PT Chery Sales Indonesia Tambah Kuota Harga Spesial Chery Omoda E5
Dia tak menampik, semakin tinggi jumlah konsumsi minyak oleh satu negara, harga yang ditanggung juga akan besar. Dia mengkritik sikap pemerintah yang terkesan inkonsisten terhadap penjualan BBM.
Dia menuturkan, saat harga minyak dunia naik pemerintah tak kunjung menaikan harga BBM. Sebaliknya, saat harga minyak turun pemerintah tak kunjung menurunkan harga BBM.
"Seharusnya pemerintah ikut skema pasar, subsidinya dialokasikan ke tepat sasaran," kata Eko.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif Nasional, Pemerintah Beri Sejumlah Insentif
Data Konsumsi Minyak Indonesia
Berdasarkan data BP Statistical, pada segmen Asia Pasifik, konsumsi minyak oleh Indonesia pada 2021 sebanyak 1.471 barrel per hari. Jumlah ini terhitung lebih rendah dibanding China yaitu 15.442 barrel per hari, India 4.878 barrel per hari, Jepang 3.341 barrel per hari, Korea Selatan 2.813 barrel per hari, Indonesia 1.471 barrel per hari, dan Singapura 1.330 barrel per hari.
Eko memaklumi jika konsumsi minyak oleh Indonesia tinggi, hal ini dipengaruhi juga oleh jumlah penduduk.