Oto.WahanaNews.co | Penjualan mobil diperkirakan akan melemah pada tahun ini karena sejumlah faktor. Namun, kenaikan harga komoditas bisa menjadi pembeda dan pendorong industri otomotif pada tahun ini.
Kemungkinan melemahnya kinerja industri otomotif tersebut tercermin dalam survey konsumen yang dilakukan Inventure-Alvara pada akhir 2021.
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
Survey Inventur-Alvara menunjukan bahwa 61,8% memilih untuk menggunakan transportasi publik pada 2022 dibandingkan kendaraan pribadi. Selain itu, sentimen pembelian kendaraan sepanjang kuartal IV-2021 stabil cenderung menurun.
Sebagai informasi, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan penjualan mobil pada tahun 2021 mencapai 887.200 unit. Angka tersebut melonjak 67% dibandingkan yang tercatat pada tahun 2020 (532.407 unit).
Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor(ADM) Amelia Tjandra mengatakan meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik tidak selalu berbanding lurus dengan menurunnya penjualan mobil.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
Menurutnya, Faktor paling menentukan dalam kinerja otomotif domestik adalah tingkat daya beli masyarakat.
"Coba dibandingkan pasar mobil dan angkutan umum (di Jepang), masih sangat tinggi (tingkat pemilikan mobil per kapita) setahun, bisa sampai 4 jutaan. Kita sendiri (sekitar) 800 ribu (pada 2021). Artinya, angkutan umum bukan jadi halangan untuk industri otomotif berkembang, kepemilikan mobil tetap dibutuhkan," kata Amelia dalam Indonesia Industry Outlook 2022, Rabu (9/2).
Amelia menambahkan sudah ada indikasi perbaikan daya beli masyarakat sejak akhir 2021, yakni peningkatan penjualan mobil komersial perseroan, seperti Grand Max.