WahanaInfrastruktur.com | PT SUCOFINDO (Persero) mendukung program Pemerintah Indonesia dan sektor industri dalam merealisasikan komitmen dan aksi iklim sebagaimana tertuang dalam dokumen NDC (nationally determined contribution). Salah satu aksi iklim adalah penurunan emisi karbon untuk kelestarian lingkungan melalui dekarbonisasi di sektor prioritas. Peran dekarbonisasi sendiri merupakan upaya bersama untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan cepat, mencapai netralitas karbon, dan emisi nol bersih.
Upaya penurunan emisi karbon pun turut disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada perhelatan KTT PBB terkait perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia, pada Senin (1/11). Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kunci.
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010-2019, termasuk restorasi hutan mangrove terbesar di dunia, serta sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan diturunkan mencapai karbon nett zero,” ujar Joko Widodo dalam pidatonya melansir laman bumn.go.id.
Selain itu, Jokowi menambahkan bahwa di sektor energi, Indonesia telah melakukan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan tenaga surya terbesar di Asia Tenggara, pemanfaatan energi baru terbarukan, pengembangan industri berbasis clean energy dan pembangunan industri hijau terbesar di Kalimantan Utara.
Itikad ini pun turut disampaikan oleh Direktur Utama PT SUCOFINDO (Persero) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam kesempatan sebagai pembicara pada perhelatan talk show di Paviliun Indonesia untuk Conference of the Parties (CoP26) di Glasgow bertajuk Smart Port through Digitalized System and Energy Efficiency Practices in Mitigating Climate Change. Kami siap mendukung pemerintah dalam merealisasikan dekarbonisasi dan zero emission melalui jasa-jasa Pengujian, Audit, Sertifikasi dan Konsultansi terkait Eco Framework untuk pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun sektor industri,” ujar Mas Wigrantoro.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Oleh karena itu, melalui salah satu unit layanan SUCOFINDO di bidang Eco Framework, Mas Wigrantoro berharap mampu menjadi solusi inovatif atas upaya pencapaian target dekarbonisasi tersebut, khususnya untuk Indonesia.
Salah satu jasa Eco Framework SUCOFINDO yang terkoneksi dengan manfaat program dekarbonisasi adalah layanan Konsultansi dan Asesmen (Sertifikasi) Green Port. Pada jasa ini SUCOFINDO memastikan pelabuhan untuk memenuhi Green Port Guideline dalam rangka pengembangan pelabuhan berkelanjutan (Sustainable Port / Eco Port).
“SUCOFINDO merespon beberapa isu strategis dan merujuk beberapa peraturan pada saat memulai kajian dan mengembangkan Green Port Guideline, yaitu salah satunya merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.51 Tahun 2015, dan perhatian terhadap isu penggunaan konsumsi energi yang efisien, penggunaan energi terbarukan, dan aspek lingkungan. Kami pun telah mendampingi Pelindo dan beberapa pelabuhan di Indonesia untuk menerapkan Green Port Guideline, ujar Mas Wigrantoro.