Kemudian, untuk Proyek Konektivitas Prioritas (PCPs) yang merupakan proyek-proyek prioritas untuk mendukung konektivitas antar wilayah dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi. Proyek-proyek ini meliputi jalan, pelabuhan, bandara maupun ICT.
Untuk menjamin keberlanjutan dan keterhubungan antarwilayah dalam kerja sama IMT-GT maka dilakukan dengan pendekatan koridor ekonomi. Saat ini, terdapat 5 Koridor Ekonomi yang menghubungkan poin-poin utama antar daerah di ketiga negara.
Baca Juga:
Pemerintah Jakarta Pusat Bentuk Tim Cek Proyek Rumah di Jalan Imam Bonjol
Untuk meningkatkan keterhubungan di ketiga wilayah maka diusulkan penambahan 1 koridor baru yang akan difokuskan melalui keterhubungan laut.
"Ke depan, proyek-proyek yang ada dalam kerja sama akan diarahkan untuk mendukung poin-poin dalam koridor ekonomi yang ada," jelas Airlangga.
Airlangga menambahkan, salah satu yang akan didorong adalah mengembalikan travel koridor bagaimana menggunakan Vaccine Travel Lane (VTL).
Baca Juga:
Sekjen PBB: Pentingnya Kepemimpinan Afrika dalam Arsitektur Perdamaian dan Keamanan Global
"Menteri Thailand sudah membuat regulatory sandbox jika yang pergi ke Phuket tidak perlu dikarantina, terlihat pada jumlah turis dan devisa yang dihasilkan meningkat. VTL menjadi suatu standar baru yang bisa mendorong pemulihan di sektor pariwisata. Protokol travel bubble dan VTL ini menjadi hal yang dibahas di level ASEAN," jelas dia.
Kerja sama ekonomi IMT-GT melibatkan beberapa provinsi dari ketiga negara (Indonesia-Malaysia-Thailand) yang secara geografis berdekatan.
Untuk Indonesia, provinsi yang masuk dalam lingkup kerja sama IMT-GT adalah 10 provinsi di pulau Sumatera, sementara di Malaysia adalah 8 negara bagian di Semenanjung, dan Thailand sebanyak 14 provinsi di Thailand bagian selatan.