Posisi rumahnya maupun rumah warga lain yang berada di bagian hilir pada wilayah berkontur miring itu dikhawatirkan akan berdampak jika tidak segera dilakukan penanganan. Drainase sangat buruk. Bila hujan mengguyur, saluran berubah mirip luapan sungai.
Agar akses bisa dilalui kenderaan, warga secara rutin melakukan gotong royong, menyusun batu dan memperkeras sebelah beram jalan.
Baca Juga:
Raja Ardin Ujung Inisiasi Perbaikan Jalan di Namanterrep Dairi
Terpisah, Kepala Dusun VII Lae Maromas Desa Lae Haporas, Hendrikus Pandiangan membenarkan, fasilitas transportasi di kawasan permukiman dan sentra pertanian itu sudah lama rusak.
Kondisi itu mempengaruhi aspek perekonomian warga. Harga jual produksi pertanian turun dibanding harga pasaran. Pasalnya, pedagang pengumpul memperhitungkan resiko kerusakan kenderaan yang dipaksa menjangkau daerah itu.
Demikian halnya dengan petani, dari titik tertentu, harus mengeluarkan ongkos tambahan karena komoditas dilansir ke titik yang bisa dicapai kenderaan roda empat milik pedagang pengumpul, menggunakan along-along, kenderaan roda dua dengan keranjang pikul. [dny]