WahanaNews-Health | Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) berhenti publikasikan data kasus harian Covid-19 pada Minggu (25/12).
"Informasi Covid-19 yang relevan akan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China untuk referensi dan penelitian," ujar NHC dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters (25/12).
Baca Juga:
Dukungan PLN Pastikan Upacara HUT RI ke-80 Berjalan Khidmat dan Lancar
Namun demikian, NHC tak menyebutkan alasan penyetopan publikasi tersebut. NHC juga tak menyebutkan akan seberapa sering CDC China memperbarui informasi soal Covid-19.
Dihentikannya publikasi kasus harian Covid-19 ini terjadi di tengah keraguan masyarakat terhadap pemerintah. Banyak orang meragukan keakuratan data kasus Covid-19 yang diterbitkan NHC.
Beberapa orang juga melihat pemerintah China belakangan cukup tertutup mengenai kasus Covid-19 yang melanda negaranya.
Baca Juga:
Bupati Karo Pimpin Upacara Proklamasi HUT RI ke - 80,Gresia Ginting Pembawa Bendera Sang Saka Merah Putih Untuk Dikibarkan
Sampai saat ini, tak diketahui secara pasti berapa jumlah kasus aktif Covid-19 di China. NHC sendiri telah melaporkan tak adanya kasus kematian akibat Covid-19 selama empat hari berturut-turut.
Sementara belakangan ini, isu mengenai krematorium China yang dipenuhi oleh jenazah Covid-19 terus bergema.
China sendiri telah mempersempit definisi 'kematian akibat Covid-19' sebagai kematian yang disebabkan oleh pneumonia atau kasus gagal napas akibat infeksi SARS-CoV-2.
Sementara kematian lain yang disebabkan oleh komorbid tak dianggap sebagai 'kematian akibat Covid-19'.
Perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity, pekan lalu memperkirakan China mencatat lebih dari 1 juta infeksi baru dan sekitar 5 ribu kematian akibat Covid-19.
Tak cuma mempersempit definisi kematian akibat Covid-19, NHC juga telah berhenti melaporkan infeksi SARS-CoV-2 yang hadir tanpa gejala. Hal ini dilakukan sejak China memecahkan rekor kasus harian Covid-19 pada akhir November lalu.
Pilihan China untuk tidak memasukkan pasien tanpa gejala sebagai kasus Covid-19 membuat proses pelacakan dirasa semakin sulit.
Akibatnya, angka kasus resmi dari pemerintah China tak dapat dijadikan panduan yang tepat. Pasalnya, lebih sedikit pengujian yang dilakukan di seluruh negeri.