WahanaNews.co | Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada meningen yang disebabkan karena adanya infeksi virus, jamur, bakteri.
Meningen yakni lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Meningitis juga disebut dengan peradangan selaput otak.
Selain itu, kondisi lemahnya imun dapat memicu munculnya penyakit meningitis.
Apabila meningitis disebabkan oleh periode waktu, maka ada meningitis akut, meningitis sub-akut, dan meningitis kronis.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Meningitis akut terjadi secara mendadak, dan konsepnya berkisar 7 hari sampai 2 minggu.
Pada meningitis akut, terjadi selama 2 minggu hingga 1 bulan.
Meningitis yang lebih dari 1 bulan atau jangka waktu yang panjang perjalanan penyakitnya disebut dengan meningitis kronis.
Gejala dari meningitis ada yang ringan sampai dengan berat tergantung dengan jenis kuman, imunitas pasien, dan percepatan dari pengobatan.
Percepatan pengobatan sangat mempengaruhi klinis pasien ke depan.
Pada awalnya ada trias meningitis atau tanda gejala utama meningitis:
- Sakit kepala
- Demam
Badan panas menjadi salah satu kriteria terjadinya infeksi
- Kaku kuduk atau tengkuk kepala
Jika kepala pasien diperiksa, saat posisi tidur dan dilakukan pengangkatan kuduk akan ada tahanan yang dinamakan kaku kuduk.
Disitulah indikator dokter menangkap adanya iritasi pada daerah mening yang meradang.
Selain sakit kepala, demam dan kaku kuduk, tiga tanda wajib pada meningitis yang perlu diketahui yakni diikuti dengan kelemahan gangguan saraf.
Gangguan saraf yang dimaksud adalah tubuh lumpuh sebagian dan bibir miring, kelopak mata menutup, bicara cadel kejang, dan penurunan kesadaran hingga koma.
Bahkan ada juga pasien yang pasca penyembuhan dengan gejala-gejala sisa meningitis perbaikan.
Dokter akan berhati-hati mendiagnosis keluhan yang dirasakan oleh pasien.
Yang pertama dilakukan adalah anamnesa.
Istilah dari anamnesa adalah bertanya dari awal hingga akhir, dan menanyakan riwayat pasien yang telah berlalu.
Setelah itu dokter akan merangkum gejala-gejala pasien.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, apakah diagnosa menunjang pada pasien.
Dokter akan melakukan bantuan penunjang, apabila diagnosa pasti meningitis, dokter bisa menangani pengambilan cairan numbal fungsi pada daerah tulang punggung.
Cairan tersebut bernama LCS atau cairan otak dan dimasukkan ke mikroskop untuk diperiksa.
Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk menemukan kuman pada cairan tersebut.
[kaf]