WahanaNews.co | Sakit kepala sebelah atau migrain memiliki berbagai jenis yang berbeda. Misalnya migrain akut, istilah umum untuk serangan migrain yang tidak didiagnosis sebagai migrain kronis. Sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari Healthline, Rabu (19/1/2022), nama lain untuk jenis ini adalah migrain episodik.
Orang yang mengalami migrain episodik mengalami serangan hingga 14 hari dalam sebulan.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Dengan demikian, orang dengan migrain episodik memiliki serangan lebih sedikit sebulan dibandingkan orang dengan yang kronis.
Migrain vestibular
Jenis ini juga dikenal sebagai vertigo terkait migrain.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Sekitar 1 persen dari populasi umum hidup dengan migrain vestibular.
Gejalanya mempengaruhi keseimbangan, menyebabkan pusing, atau keduanya.
Orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak, mungkin mengalami serangan migrain vestibular.
Migrain terkait menstruasi
Menurut National Headache Foundation, migrain terkait menstruasi mempengaruhi hingga 60 persen wanita yang mengalami semua jenis migrain.
Jenis ini dapat terjadi dengan atau tanpa aura.
Serangan juga bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah menstruasi dan selama ovulasi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa migrain menstruasi cenderung lebih intens, bertahan lebih lama, dan memiliki rasa mual yang lebih signifikan daripada migrain yang tidak terkait dengan siklus menstruasi.
Migrain aura tanpa sakit kepala
Migrain aura tanpa sakit kepala, juga disebut migrain diam atau migrain visual tanpa sakit kepala.
Jenis ini terjadi ketika seseorang memiliki aura, tetapi tidak sakit kepala.
Jenis migrain ini lebih sering terjadi pada orang yang mulai mengalami migrain setelah usia 40 tahun.
Gejala aura visual adalah yang paling umum.
Dengan jenis migrain ini, aura dapat terjadi secara bertahap, dengan gejala menyebar selama beberapa menit dan berpindah dari satu gejala ke gejala lainnya.
Setelah gejala visual, orang mungkin mengalami mati rasa, masalah bicara, dan/atau kesemutan di wajah atau tangan.
[kaf]