WahanaNews.co | Virus Corona varian Omicron sudah menyebar nyaris ke seluruh penjuru dunia. Saat ini, para pejabat kesehatan dunia telah mendesak seluruh masyarakat dunia untuk waspada terhadap varian tersebut.
Di Indonesia sendiri, saat ini telah tercatat sebanyak tiga kasus pasien terinfeksi Omicron dalam beberapa hari terakhir. Kasus pertama diduga bermula dari seorang WNI yang tiba di Indonesia dari Nigeria pada 27 November 2021 lalu.
Lantas, apakah gejala varian Omicron lebih cepat muncul ketimbang varian-varian sebelumnya?
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Gejala Terinfeksi Omicron
Dikutip dari Times of India, Senin (20/12/2021), gejala COVID-19 yang biasa timbul seperti demam, kelelahan, batuk, dan kehilangan indra penciuman serta perasa. Sedangkan untuk varian Omicron, para ahli percaya ada gejala berbeda yang timbul saat seseorang terinfeksi.
Dr Angelique Coetzee, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan yang juga orang pertama menemukan varian Omicron mengatakan, penyakit tersebut memunculkan gejala 'ringan' dan pasien yang terinfeksi tidak melaporkan gejala yang parah. Para pasien hanya mengeluhkan demam yang bisa sembuh sendiri, tenggorokan gatal, lelah, dan badan pegal.
Kemudian dalam penelitian terbaru yang dilakukan Departemen Kesehatan Afrika Selatan, dr Unben Pillay mengatakan, berkeringat di malam hari bisa menjadi gejala yang muncul akibat terinfeksi varian Omicron.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Gejala Varian Omicron Lebih Cepat Muncul
Dalam laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dibutuhkan lima hingga enam hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala. Namun bisa juga gejala muncul dalam kurun waktu 14 hari.
Kemudian dalam laporan yang sama, seseorang dapat menularkan virus COVID-19 sekitar dua hari sebelum gejala muncul hingga 10 hari setelahnya.
Para peneliti juga meyakini, gejala dari Omicron dapat muncul lebih cepat daripada varian COVID-19 sebelumnya.
"Analisis terbaru dari WHO Inggris menunjukkan, rentan waktu antara infeksi dan penularan mungkin lebih pendek untuk varian Omicron daripada varian Delta," terang Sekertaris Kesehatan Inggris Sajid Javid.
Selain itu, kemungkinan masa inkubasi varian Omicron lebih pendek menjadi salah satu alasan di balik tingkat transmisi varian yang lebih tinggi.
[kaf]