Proses Pembuatan Kain Tenun Sikka.
Baca Juga:
9 Gagasan Pemuda untuk Majukan Sumatera Utara: Buku "Pemuda Bersama Bobby Nasution"
Untuk jadi satu lembar kain tenun ikat, ada proses panjang yang menyertai. Secara garis besar, Cletus menyebutkan proses dimulai dengan menyiapkan benang hingga ditenun.
"Harus menyiapkan benang dulu, mengeluarkan biji kapas, memintal, mengikat motif, setelah itu celup, ditata kembali, baru ditenun," katanya.
Mencelup, kata Cletus, adalah proses paling memakan waktu. Proses ini bergantung pada cuaca dan ketersediaan penyediaan bahan pewarna alam. Jika kemarau panjang, akan sulit mendapatkannya.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
"Kalau warna kuning kita pakai kunyit, merah itu mengkudu, biru itu indigo, kalau hijau ada sejenis kacang hutan yang ada di Maumere. Hitam karena indigo kita celup berulang kali jadi pekat," jelas Cletus.
Proses pembuatan kain adat membutuhkan waktu hingga satu tahun, sedangkan untuk kain utan hawatan dengan warna cerah dibuat sekitar empat hingga lima bulan. Kain adat utan welak dijual seharga Rp10 juta dan utan hawatan dijual Rp5 juta.[zbr]