Sandiaga Uno, menanam di hutan mangrove Pandang Tak Jemu.
Sandi bersama rombongan menyusuri jembatan kayu di tengah-tengah hutan mangrove. Antara bagian mangrove terdapat pondok-pondok kecil spot berswafoto para wisatawan.
Baca Juga:
Mabes Polri Kirimkan Personel Tambahan ke Pulau Rempang Buntut Kericuhan di BP Batam
Jembatan di tengah hutan mangrove menuju gundukan pasir yang di kelilingi batang mangrove. Gundukan pasir ini terbentuk sendiri, sampai saat ini menjadi lokasi berkemah para pengunjung desa wisata.
Di desa wisata ini ada produk pangan eko kreatif. “Juga karya kriya fashion juga layak dan tinggal kurasi,” katanya.
Saat ini, katanya, pariwisata Indonesia posisi kedua terbaik se Asia setelah Singapura. “Desa wisata menjadi sorotan, bahwa kita melakukan perubahan secara fundamental dalam memberikan penekanan kepada pariwisata berkualitas bukan berbasis kuantitas, berkelanjutan yang memberikan dampak positif terhadap kelestarian alam,” kata Sandi.
Baca Juga:
Bentrok di Kantor BP Batam, Brigjen Polisi Kena Lempar Batu
Gubernur Ansar Ahmad mendukung Kemenparekraf, membangun desa wisata berbasis lingkungan berkelanjutan.
Siska Mandalia, dosen pariwisata lulusan Tourism Management dari Chung Hua University Taiwan ini mengatakan, penting mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Artinya, destinasi pariwisata memperhatikan budaya masyarakat dan kelestarian alam. “Tentu dengan tujuan bisa diturunkan atau diwariskan kepada generasi mendatang,” katanya.
Dia bilang, mengutamakan aspek konservasi alam, sosial budaya dan ekonomi masyarakat sangat penting. Misal, wisata pemandangan atau wisata petualangan. “Termasuk wisata pelestarian lingkungan seperti penanaman mangrove,” katanya.[gab]