Selain itu, katanya, pariwisata harus berbasis masyarakat dan komunitas.
Sandi tak hanya menanam di Desa Wisata Pandang Tak Jemu Bakau Serip Nongsa. Dia juga melihat kerajinan masyarakat berbahan dasar limbah.
Baca Juga:
Mabes Polri Kirimkan Personel Tambahan ke Pulau Rempang Buntut Kericuhan di BP Batam
Gerri D Semet, pengelola Desa Wisata Pandang Tak Jemu cerita mengenai desa ini. Awalnya desa ini, merupakan kawasan penuh sampah yang terbawa air laut. Setelah itu, bersama warga Gerri membersihkan kawasan ini hingga masuk jadi 50 desa terbaik di Indonesia.
“Mangrove di desa ini sudah berumur puluhan bahkan sampai ratusan tahun, kita terus melestarikan,” katanya.
Sandi mengeliling tempat pameran hasil kerajinan warga Bakau Serip Nongsa. Ada yang bikin souvenir dari limbah kerang, batik, pembuatan atap anyaman dari daun kelapa dan lain-lain.
Baca Juga:
Bentrok di Kantor BP Batam, Brigjen Polisi Kena Lempar Batu
Menteri meninjau makanan khas nusantara di desa wisata ini termasuk melihat makanan khas UMKM.
Sandi didampingi juri AWDI, Gubernur Kepri, Walikota Batam juga menyusuri jembatan di dalam hutan mangrove. Luas hutan mangrove ini sekitar 10 hektar.
Terlihat batang mangrove cukup besar, meskipun tak terlalu rapat. Ada beberapa monyet ekor panjang berkeliaran di dalam hutan mangrove, begitu juga burung terbang kesana-kemari.