Di jalan utama menuju desa wisata ini, para pengunjung akan ditemani oleh jalan yang berkelok dengan pemandangan hijau yang begitu asri dan memanjakan mata, yakni hamparan sawah yang sangat subur dan pepohonan rimbun.
Rumah-rumah Gadang khas Sumatra Barat yang berada di wilayah perkampungan Nagari Pariangan juga tidak biasa. Meski padat, rumah penduduk yang dibangun bertingkat-tingkat mengikuti kontur atau pola dari lereng gunung, terlihat rapi dan sedap dipandang mata.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Setiap jengkal mata memandang, selalu terlihat atap gonjong yang runcing (sebutan atap rumah gadang). Meskipun terlihat tua, rumah-rumah tersebut masih terlihat apik dan khas karena motif-motif Minang.
Uniknya, masyarakat desa membangun rumah-rumah tersebut secara tradisional dan tanpa menggunakan paku.
Baca Juga:
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar Ingatkan Pentingnya Pembangunan Desa Wisata Berkelanjutan
Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19, Bangunan tertua yang dibangun Syekh Burhanuddin.
Tak hanya rumah-rumah yang menjadi daya tarik desa Nagari Pariangan. Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19 pun turut menarik pengunjung.
Bangunan tertua yang dibangun Syekh Burhanuddin, seorang ulama terkemuka di Minang tidak mengadopsi rumah gadang sebagai arsitektur atapnya, melainkan arsitekturnya menyerupai kuil-kuil di Tibet. Masjid tua ini telah mengalami renovasi sebanyak dua kali, yaitu pada 1920 dan 1994.