Selain itu ada Cokroyudan, yang dulunya tempat bermukim pangeran dari Kraton Mataram yang bernama Pangeran Cokroyuda. Di Kampung Purbayan ada pula situs Mbumen yang dulunya bernama Mangkubumen tempat bermukimnya Pangeran Mangkubumen. Juga situs Kemasan yang dulunya tempat bermukim para pandai emas serta Mboharen yang dulunya tempat bermukim ulama yang bernama Kyai Bhukhori.
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pun mencatat Purbayan tumbuh dan memiliki sejumlah paket wisata sejarah yang diminati wisatawan mancanagara. Seperti menyusuri lorong lorong pemukiman penduduk serta mengunjungi berbagai situs peninggalan Kerajaan Mataram kuno. Seperti situs Bokong Semar, Batu Gilang dan Batu Gatheng atau Cantheng, jebolan tembok Raden Ronggo, Komplek Makam Raja Panembahan Senopati yang di dalamnya juga terdapat Sendang Selirang.
Baca Juga:
9 Gagasan Pemuda untuk Majukan Sumatera Utara: Buku "Pemuda Bersama Bobby Nasution"
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan rebranding Kampung Purbayan dapat makin mengangkat berbagai potensi ciri khas daya tarik wisata kampung itu khususnya setelah kampung-kampung wisata Yogya meredup akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan dua tahun lebih ini.
"Saat ini terdapat 18 kampung wisata yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Kota Yogyakarta, ini perlu dikemas dan dibangkitkan lagi," kata Sumadi yang berharap branding kampung wisata itu segera meningkatkan kunjungan wisatawan.
PRIBADI WICAKSONO
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Sumber : Tempo