Choirul mengakui,perekonomian warga di Kampung Kue kian meningkat dibanding dengan sebelumnya. Indikator itu ditandai dengan banyaknya warga yang terlibat. Indikator keberhasilan lain ditandai dengan jenjang pendidikan anak-anak pelaku UMKM di sana.
"Jadi, warga bisa menyekolahkan anaknya, beli motor, bahkan bisa beli rumah di desa. Kemudian kue yang diproduksi sekarang tidak hanya kue tradisional, tapi juga kue-kue kering yang dijual di pesawat hingga pusat oleh-oleh Surabaya," papar Choirul.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Menurutnya, dengan diresmikannya Kampung Wisata Kue, maka strategi wirausaha juga harus lebih berkembang dan dimodernisasi. Hal itu seiring pula dengan keinginan Wali Kota Eri Cahyadi yang berharap warga di perkampungan harus memiliki tekad dan keinginan untuk maju.
"Kita harus punya strategi yang baru, itu yang diinginkan Pak Wali Kota. Kalau dulu ibu-ibu bekerja sendiri, maka ke depan bisa menghire tenaga kerja. Jadi ibu-ibunya mungkin menjadi managerial," ulas Choirul.
Choirul bersyukur Wali Kota Eri Cahyadi dapat meresmikan langsung Kampung Kue. Bagi dia, keinginan itu telah menjadi cita-cita yang telah lama digagas oleh warga Rungkut Lor Gang II. Pihaknya berharap, wali kota melalui PD terkait dapat terus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada warga Kampung Kue.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Pak Wali Kota kesayangan warga Rungkut Lor dan Warga Surabaya pada umumnya, kami berharap jangan bosan-bosan memberi arahan kepada ibu-ibu warga Kampung Kue. Semoga selama satu bulan ini, progres pengembangan Kampung Kue benar-benar terwujud," ungkap Choirul. [kaf]