Ada juga balai adat enam tiang atau saka enam, serta dapur yang masih tradisional. Pengunjung juga bisa melihat aktivitas warga menenun, menganyam, dan mengerjakan barang kerajinan lainnya.
Ada juga objek pendukung seperti pura penataran, hutan bambu, monumen pahlawan, serta "Karang Memadu" yang dikhususkan bagi warga yang melanggar aturan adat seperti larangan poligami atau poliandri.
Baca Juga:
Kakanwil Kemenkumham Bali Sebut Total Kepala Negara dan Tim Capai 3 Ribu Orang Ikut KTT G20
Di masing-masing rumah warga juga sudah dibuka kedai kecil, sehingga wisatawan tidak bingung mencari tempat istirahat.
Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Nengah Moneng mengaku tengah menyiapkan fasilitas pendukung untuk menyambut delegasi G20. Sejumlah papan pengumuman, penataan taman, hingga pelebaran jalan yang dibantu pemerintah sudah mulai digarap.
"Dari sisi pelayanan, kami beserta warga adat sudah siap menerima kunjungan wisatawan. Kini tinggal meningkatkan hospitality. Kami ingin menunjukkan bahwa Penglipuran benar-benar terbukti sebagai desa bersih. Kami sangat menanti kekaguman dari tamu-tamu yang datang," ujar Moneng, Kamis (28/4/2022).
Baca Juga:
BNBP Awasi Penularan Virus Covid-19 dam PMK di Bandara Bali
Objek wisata sempat sepi karena masih dalam rangka puasa Idul Fitri. Tapi syukurnya kunjungan ke Penglipuran sudah mulai meningkat saat ini.
Dia memprediksi akan ada 1.000 lebih pengunjung dalam sehari saat libur Lebaran dimulai. Seperti biasa, wisatawan asing dan domestik sama-sama akan merajai.
Kata Moneng, Desa Penglipuran resmi dideklarasi sebagai desa wisata sejak 2012 lalu. Praktis pengelolaan dan fasilitasnya diperbaiki.