WahanaNews.co | Yogyakarta yang dikenal sebagai kota wisata selalu melihat peluang bisnis wisata yang dapat memikat hati masyarakat. Kali ini, lahan bekas tambang pasir di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah disulap menjadi destinasi wisata bernama Taman Tresno Jasa Marga. Tempat piknik yang baru
beroperasi sekitar dua bulan belakangan ini mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
Taman Tresno Jasa Marga berlokasi di tepi Sungai Progo, yang secara administratif masuk wilayah Dusun Dukuh, Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo. Dari pusat Kota Yogyakarta, jarak yang ditempuh menuju ke sini berkisar 25 km ke arah barat atau 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Sesampainya di taman ini, pengunjung akan disambut gapura bambu yang menjadi gerbang utama Taman Tresno Jasa Marga. Gapura berwarna merah itu dihiasi payung warna warni yang ditempel di sepanjang jalan setapak menuju area inti taman. Adapun jarak dari pintu masuk sampai ke dalam taman berkisar 50 meter.
Di Taman Tresno Jasa Marga, pengunjung dapat bersantai di beberapa tempat duduk yang telah disediakan pihak pengelola. Sembari itu bisa menikmati sajian kuliner tradisional dan live musik. Taman ini juga menyediakan spot-spot foto yang cukup menarik untuk dijajal pecinta fotografi.
Taman Tresno Jasa Marga resmi dibuka pada Desember 2021. Jauh sebelum itu, lahan tempat taman ini berdiri menyimpan cerita tersendiri yang kontras dengan kondisinya sekarang. Pasalnya, lahan seluas 1.500 meter persegi itu dahulu merupakan area pertambangan pasir.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
"Dulunya ini merupakan lahan bekas pertambangan pasir. Bisa dikatakan ini dulu surganya pasir," ungkap Pengelola Taman Tresno Jasa Marga, Purdianto (47) saat ditemui detikcom di lokasi taman, Kamis (13/1/2022).
Pasir yang dulu banyak ditemui di eks lokasi Taman Tresno Jasa Marga merupakan kiriman dari Gunung Merapi yang erupsi pada 2010. Erupsi dahysat hingga menewaskan juru kunci ikonik Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan Mbah Maridjan itu membawa berton-ton pasir melewati Sungai Progo yang kemudian menyebar di sepanjang sungai termasuk wilayah Dusun Dukuh.
Dua tahun berselang atau sekitar 2012, datang perusahaan pertambangan yang hendak menambang pasir di sana. Tawaran itu disambut baik oleh masyarakat. Dari situlah aktivitas penambangan mulai menggeliat.