“Tahun depan kita akan melarang ekspor timah. Penghasil timah terbesar di dunia itu China, kedua Indonesia, tapi untuk ekspor timah terbesar di dunia itu Indonesia. Kita baru melakukan hilirisasi tidak lebih dari 5 persen, berapa kehilangan lagi yang akan terjadi di negara kita?” tutur Bahlil.
Sebelumnya sejumlah rencana ekspor listrik mengemuka di Tanah Air. Rencana yang mencolok adalah desain listrik dari PLTA Kayan.
Baca Juga:
PLN Batalkan Ekspor Listrik ke Singapura, Gegara Apa?
Pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia dirancang dengan kapasitas 9.000 MW.
Dengan produksi ini, PT Kayan Hydro Energy sebagai IPP hendak menjual produksinya hingga ke Malaysia.
Sedangkan Singapura sudah mendesain impor listrik dari Indonesia pada 2025 sebesar 600 Mega Watt (MW). JUmlah impor itu akan melonjak dua kali lipat pada 2027 atau setara 1.200 MW.
Baca Juga:
Beda Pandangan dengan ESDM, Menteri Bahlil ‘Ogah’ Ekspor Listrik EBT
Pada Januari 2022 lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng telah menandatangani Nota Kesepahamaan (Memorandum of Understanding/MOU) di bidang kerja sama energi.
Penandatanganan MoU Kerja Sama Energi ini menjadi salah satu deliverables pada pertemuan Leaders' Retreat antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada tanggal 25 Januari 2022 di Bintan.
"Saya melihat nilai penting MoU di level G-to-G sebagai dasar kedua negara untuk mendorong dan meningkatkan insiatif proyek kerja sama energi, baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat bisnis," kata Arifin dalam sambutannya usai melakukan penandatanganan secara virtual.