Seorang juru bicara kantor Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyebutnya sebagai "hari monumental bagi Ethiopia".
Namun pembangunan bendungan telah menyebabkan perselisihan dengan Mesir dan Sudan.
Baca Juga:
Mega Proyek PLTA Jatigede Rampung, Siap Suplai Listrik ke Jawa-Bali
Ethiopia telah mengalihkan air Nil untuk mengisi reservoir besar di belakang bendungan.
Mesir, yang terletak di hilir dan hampir sepenuhnya bergantung pada Sungai Nil untuk irigasi dan air minum, khawatir hal ini akan mempengaruhi tingkat air yang mengalir ke negara itu.
Karena itu, ia menginginkan jaminan sejumlah volume air yang masuk ke Mesir.
Baca Juga:
100 Tahun Beroperasi, PLTA Bengkok Jadi Bukti Perjalanan Panjang PLN Gunakan EBT
Tetapi Ethiopia enggan bersepakat terikat pada angka tertentu untuk banyaknya air yang akan dilepaskan, karena prioritasnya adalah memastikan ada cukup air untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika.
Sudan juga khawatir tentang bagaimana bendungan itu akan mempengaruhi ketinggian airnya. Tahun lalu, Sudan terkejut ketika Ethiopia memutuskan untuk menutup tiga dari empat pintu pengalihan air.
Hal itu menyebabkan tingkat air yang lebih rendah mengalir ke hilir dan mengganggu stasiun pompa Sudan untuk irigasi dan pasokan air kota.