“Secara rata-rata dalam 4 tahun terakhir BUMA memproduksi 350 juta BCM,” jelasnya.
Sarimuda menjelaskan, BUMA Indonesia mempekerjakan lebih dari 14.000 pegawai, memiliki 7 pelanggan yang sebagian besar telah memiliki hubungan kerjasama yang panjang dan di antaranya merupakan pemilik konsesi tambang batubara terbesar di Indonesia seperti PT Adaro Indonesia, PT Bayan Resources, PT Berau Coal Energy.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Di 2021, tercatat ada kontrak 5 tahun baru dengan Adaro di Tambang Tutupan dengan total volume lebih dari 234 juta BCM OB dan 44 juta ton batubara.
Kemudian, Buma Indonesia juga menandatangani kontrak perpanjangan dan perluasan tambang Indonesia Pratama milik Bayan selama 5 tahun hingga 2031, dengan total volume lebih dari 650 juta BCM OB dan lebih dari 75 juta ton batubara.
Melalui kontrak jangka panjang yang telah dijalankan serta perolehan kontrak baru, DOID tetap optimistis dengan target kinerja dan operasional yang telah dibidik sebelumnya.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Direktur DOID Una Lindasari memaparkan, proyeksi target pemindahan lapisan tanah di sepanjang tahun 2022 di kisaran 480 juta hingga 565 juta BCM dan volume produksi batubara sebesar 74 juta ton hingga 86 juta ton.
“Sedangkan untuk pendapatannya di sepanjang tahun ini senilai US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,5 miliar dan rujukan EBITDA senilai US$ 320 juta sampai dengan US$ 380 juta,” terangnya.
Lantas untuk mendukung target tersebut, DOID menyiapkan belanja modal senilai US$ 150 juta hingga US$ 200 juta di sepanjang tahun ini. [jat]