Tambangnews.id | Perusahaan tambang milik Hary Tanoesoedibjo menemukan cadangan tambang 20,58 juta metrik ton (MT) dengan GAR 3.250 kg/kcal pada pengeboran Tahap 1 di lahan seluas 380 Ha, dari total area cadangan saat ini 2.059 Ha.
Hal ini tercantum dalam laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) atas salah satu izin usaha pertambangan (IUP) yang baru diakuisisi oleh PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), PT Arthaco Prima Energy (APE).
Baca Juga:
Menteri ESDM: 117 Perusahaan Tambang Harus Segera Penuhi Kewajiban Setoran PNBP
Disebutkan sumber daya batubara tahap 1 mencapai 138,85 juta MT. Kegiatan penambangan APE ini akan menggunakan harga batubara HBA rata-rata dari tahun 2000 sampai 2022.
"Kegiatan penambangan APE akan menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 56,6 juta dengan internal rate of return (IRR) sebesar 56,5%, Break Even Poin (BEP) sebesar 5,2 juta MT dan Payback Period pada 1,87 tahun," tulis siaran pers perusahaan, dikutip Selasa (10/5/2022).
Jika harga batubara bertahan seperti sekarang, NPV di atas akan meningkat lebih dari dua kali lipat.
Baca Juga:
Jokowi Minta Perusahaan Tambang Tiru Upaya PT Vale Indonesia Perbaiki Lingkungan
Temuan cadangan dan sumber daya masih akan terus bertambah karena pengeboran Tahap 1 yang dilakukan hanya kurang dari 20% area IUP APE yang dapat ditambang.
Pengeboran Tahap 2 dan Tahap 3 rencananya akan selesai pada kuartal ini. APE telah memiliki IUP Operasi Produksi dengan luas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Lokasi tambang APE hanya 12,5 km dari sungai dan sekitar 108 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut. APE direncanakan memulai produksi pada Q4 2022.