TambangNews.id | Instruksi Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal hilirisasi tambang di Indonesia, termasuk nikel, ditanggapi serius oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan, hilirisasi industri diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah.
Baca Juga:
Mantan Presiden RI ke-7 Kunjungi Liang Melas Datas,Gandeng Pakar Pertanian UGM Dan Dukung Upaya Atasi Serangan Hama Jeruk.
Dia pun menganalogikan sistem perekonomian Indonesia tidak lagi mengandalkan sumber daya alam layaknya ekonomi monyet.
"Kenapa? Monyet kan petik langsung dimakan, petik langsung dimakan. Jadi ini saya kira mindset kita berubah. Bagaimana kita menggunakan sumber daya alam yang mentah itu diolah menjadi sesuatu yang nilai tambahnya lebih tinggi," ujarnya dalam Forum Kemitraan Investasi di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (7/12).
Anak buah Luhut ini juga menganalogikan sistem ekonomi yang hanya mengandalkan SDA dalam bentuk mentah layaknya ayam. Yang mana hanya bergantung pada bahan mentah untuk kehidupannya.
Baca Juga:
Turut Gerakkan Ekonomi Lokal, ALPERKLINAS Apresiasi Langkah PLN Kerjasama dengan BUMDes Manfaatkan PLTA Sebagai Objek Wisata Edukatif Memorial
"Kenapa sih ekonomi ayam? Karena ayam itu kalau cari makan dia gali-gali terus. Sama kayak kita. Kita nambang, gali-gali ekspor," ucapnya.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mendorong industri hilirisasi sektor tambang untuk meningkatkan nilai tambah.
Termasuk pengolahan nikel menjadi baterai lithium.