Terlepas dari itu, soal tambang nikel Indonesia dan China sempat menjadi perdebatan antara Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dengan Menteri Koordinator dan Investasi Luhut Panjaitan.
Jusuf Kalla (JK) menyayangkan dominasi tenaga kerja asing (TKA) China di dalam industri nikel Tanah Air. Sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, tapi pekerjanya, mulai dari hulu sampai hilir kebanyakan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Baca Juga:
Pasutri Terdakwa Pembunuh Roida Sagala di Dairi, Dituntut 18 dan 4 Tahun Penjara
"Ini daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China dari daratan sampai tukang las," ujar Jusuf dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta, Jumat (28/10).
Namun, kritik JK itu dibantah Luhut Panjaitan. Menurutnya, tenaga kerja China memang mendominasi smelter nikel.
Tapi tambahnya, itu hanya pada masa konstruksi 2014 silam. Ia mengklaim saat ini sudah lebih banyak tenaga kerja Indonesia di proyek itu.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Kesiapan Pertamina Geothermal Pasok Listrik ke 2 Juta Pelanggan dengan Energi Bersih Tenaga Panas Bumi
"Itu nggak betul. Kalau waktu konstruksi dulu awal-awal 2014 ya, sekarang sudah banyak orang Indonesia pergi saja lihat ke sana," jelas Luhut. seperti dikutip dari detik.com, Senin (31/10).(jef)