Sebagai provinsi termuda di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Kalimantan Utara memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.
Dari sisi lapangan usaha, 24,65 persen perekonomiannya disumbang oleh sektor pertambangan dan 18,09 persen lainnya disumbang oleh sektor pertanian.
Baca Juga:
PLN Ajukan 3 Triliun PMN 2025 untuk Bangun Kelistrikan Daerah Terpencil
Meskipun demikian, angka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara masih pada posisi 3,75 persen akibat pengaruh fluktuasi harga komoditas, terutama komoditas hasil tambang di pasar dunia.
"Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa sekarang Indonesia akan masuk pada hilirisasi pada industrialisasi bahan-bahan mentah. Ke depannya sebagian besar ekspor dari Kalimantan Utara akan berbentuk bahan setengah jadi atau produk jadi agar dapat memberi nilai tambah (added value) yang besar bagi Indonesia," jelas legislator daerah peemilihan (dapil) Kalimantan Utara ini.
Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Tarakan Kalimantan Utara dipimpin oleh Anggota Komisi VI Deddy Yevri Hanteru Sitorus dan diikuti oleh beberapa Anggota Komisi VI DPR RI, antara lain Ananta Wahana, Andre Rosiade, La Tinro La Tunrung, Muhammad Husein Fadlulloh, Muhammad Rapsel Ali, Siti Mukaromah, Hj Melani Leimena Suharli, Hj Nevi Zuarina, Abdul Hakim Bafagih, Daeng Muhammad dan Elly Rachmat Yasin.
Baca Juga:
Komisi VI DPR RI Dukung PLN Jaga Keandalan Listrik dan Fasilitas SPKLU Selama Libur Idul Fitri 1445 H
Turut hadir Asisten Deputi Bidang Industri Mineral dan Batubara Kementerian BUMN RI Heri Purnomo, Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo, Direktur SDM dan Umum PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Ihsanuddin Usman, dan Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) Dedi Sunardi. [jat]