Tambangnews.id | Bisnis pertambangan yang menggeliat membuat PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) panen kargo alat berat. Hal ini seiring dengan meningkatnya harga komoditas tambang yang berimbas positif pada pertumbuhan industri pertambangan mineral dan batubara (minerba) di Indonesia.
Kondisi ini juga tergambar dari data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 mencapai 3,51%. Realisasi itu ditopang oleh pertumbuhan tinggi pada industri di sektor jasa kesehatan dan pertambangan.
Baca Juga:
AP II Catat Pertumbuhan Angkutan Kargo pada Periode Angkutan Lebaran 2022
Ada 11 kategori selama kuartal ketiga, secara year on year (yoy), mengalami pertumbuhan. Sektor pertambangan mampu tumbuh tertinggi kedua dengan kenaikan 7,78%. Ini merupakan efek dari kenaikan harga komoditas sejak awal tahun dan produksi. Mulai dari biji logam, batubara, lignit dan lainnya.
Kondisi tersebut juga berimbas pada kenaikan permintaan alat berat yang dibutuhkan untuk keperluan penggalian barang-barang tambang. Dari data yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, penjualan alat berat hingga kuartal ketiga mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.
Sekretaris Perusahaan IPCC Sofyan Gumelar mengungkapkan bahwa peningkatan pada industri pertambangan maupun alat berat turut memberikan dampak positif pada kegiatan bongkar muat throughput atau kargo alat berat di terminal IPCC.
Baca Juga:
Pesawat Kargo DHL Terbagi Dua Usai Mendarat Darurat di Kosta Rika
Dari data operasional, tercatat hingga akhir tahun 2021 IPCC telah melayani kargo alat berat sebanyak 10.023 unit untuk alat berat impor dan 5.440 untuk alat berat ekspor. Impor tersebut naik 180,13% dibandingkan posisi tahun 2020, namun untuk alat berat ekspor tercatat turun 13,35%.
Jika dirinci, terbagi antara penanganan kargo segmen alat berat dan segmen truk/bus. Khusus alat berat tercatat sepanjang 2021 untuk ekspor sebesar 2.851 unit atau naik 56,65% dibandingkan posisi pada 2020 sebanyak 1.820 unit. Hal yang sama juga terjadi pada alat berat impor dimana mengalami kenaikan di 2021 sebanyak 145,79% menjadi 6.747 unit dari 2.745 unit di tahun sebelumnya.
"Berdasarkan informasi dan pemantauan di terminal IPCC bahwa jenis alat berat yang banyak ditangani di Terminal IPCC mayoritas ialah untuk jenis excavator. Selain itu, juga terdapat sejumlah alat berat jenis wheel loader dan bulldozer yang biasanya digunakan pada industri pertambangan," ujar Sofyan, Kamis (20/1).