Dalam emailnya, Garb menulis: "Kalian TERLALU LAMBAT. Kalian adalah sekumpulan lumba-lumba bodoh... JADI HENTIKAN. HENTIKAN. HENTIKAN SEKARANG. KAMU MEMPERMALUKANKU."
Gemma Dale, dosen hukum ketenagakerjaan dan studi bisnis di Liverpool John Moores University di Inggris, mengatakan tindakan itu jelas “bukan cara yang tepat untuk memimpin sebuah organisasi".
Baca Juga:
Disdukcapil Kota Bekasi Sediakan Layanan Konsultasi Pelayanan Adminduk secara Daring
Pemecatan massal seperti ini tidak akan legal di Inggris, katanya. "Hanya karena Anda bisa melakukan ini di Amerika, bukan berarti Anda harus melakukannya," tambahnya.
"Ada cara untuk melakukan hal-hal ini, bahkan dalam kondisi sulit, menggunakan empati dan sopan santun."
Menurutnya, cara itu dapat membahayakan perusahaan serta stafnya. Sebab "karyawan yang ada akan melihat bagaimana perusahaan memperlakukan orang, sebagai sinyal bagaimana perusahaan akan memperlakukan mereka di masa depan".
Baca Juga:
Zoom Bakal Bisa Digunakan di Mobil Tesla?
Francke juga menilai hal itu dapat berdampak pada bisnis Better.com di masa depan. Apalagi mengingat itu adalah bisnis yang berhadapan dengan pelanggan, dan mencoba memberikan hipotek kepada orang-orang.
"Saya yakin banyak pelanggan atau calon pelanggan berpikir: 'Wah jagoan, jika mereka memperlakukan karyawan mereka seperti ini, saya bertanya-tanya bagaimana mereka memperlakukan pelanggan mereka?' ," kritiknya. (tum)