"WHO mengatakan meningkatkan harga merupakan cara yang paling efektif untuk pengendalian konsumsi tembakau. Selain itu, keterjangkauan rokok juga harus diperhatikan," katanya.
Drope juga menyoroti tentang struktur tarif cukai di Indonesia yang masih rumit. Berdasarkan skor dari Tobacconomics, kata dia, Indonesia memiliki nilai terendah karena masih menggunakan sistem cukai berlapis.
Baca Juga:
YLKI: Konsumen Lebih Aman dengan Kebijakan Kemasan Polos pada Rokok
"Sistem tier ini membuka peluang bagi industri tembakau untuk terus melakukan ekspansi. Sementara itu, sistem non-tier terbukti membuat pengendalian tembakau lebih optimal," ujarnya. [gab]