Cronstedt dikreditkan sebagai orang pertama yang mengekstrak nikel dan mengisolasinya sebagai elemen baru.
Dia membuat nama 'kupfer' dan menyebut unsur baru nikel.
Baca Juga:
HPE Komoditas Konsentrat Tembaga Naik pada Maret 2025
Nikel adalah salah satu unsur logam yang paling melimpah kelima di Bumi ini. Kendati demikian, keberadaan nikel, 100 kali lebih terkonsentrasi di bawah kerak bumi, menurut Chemicool.
Faktanya, nikel diyakini sebagai elemen paling melimpah kedua di dalam inti bumi, dengan besi menjadi elemen yang paling mendominasi dengan selisih yang besar. Umumnya, nikel ditemukan dalam dua jenis endapan, yakni endapan laterit, yang merupakan hasil pelapukan intensif batuan permukaan yang kaya nikel, dan endapan sulfida magmatik.
Menurut Geology.com, nikel juga dapat ditemukan di nodul dan kerak mangan di dasar laut dalam, tetapi saat ini tidak ditambang. Sumber mineral utama nikel adalah limonit, garnierit, dan pentlandit. Norwegia menjadi situs peleburan nikel skala besar pertama pada tahun 1848, dan bijih nikel yang digunakan yakni jenis pirhotit.
Baca Juga:
Kemenperin – UNIDO Jajaki Peluang Pengembangan Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel
Nikel lebih banyak ditemukan di Rusia dan Afrika Selatan pada awal tahun 1900-an, yang selanjutnya memungkinkan nikel mengambil tempat yang kuat di industri. Fungsi nikel di industri Bijih nikel menjadi elemen logam yang sangat penting, bahkan beberapa barang dapat terbuat dari nikel murni.
Nikel pun memainkan peran yang mendukung dan menstabilkan berbagai bahan industri lainnya. Biasanya, nikel akan dikombinasikan dengan logam lain untuk menghasilkan produk yang lebih kuat, lebih berkilau, dan lebih tahan lama. Umumnya, nikel digunakan sebagai lapisan luar atau pelindung untuk logam yang lebih lunak.
Sebab, kemampuan nikel ini dimanfaatkan untuk menahan suhu yang sangat tinggi.